DIKLAT GURU IPA



STANDAR KOPENTENSI LULUSAN

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
I.     Sikap Spiritual
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
dapat dicontohkan pada kegiatan berdo’a sebelum kegiatan belajar mengajar di kelas, sesuai dengan Agama dan kepercayaan masing-masing. Memberi salam ketika bertemu dengan guru maupun teman di lingkungan sekolah. Melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin dan terus menerus, baik dalam kegiatan ROHIS maupun kegiatan yang dilaksanakan oleh guru agama.

II.   Sikap Sosial
Berkarakter, jujur, dan peduli,
dalam sikap sosial ini, kegiatan belajar mengajar dapat dicontohkan dalam hal kegiatan Kepramukaan, perlombaan, dalam mengerjakan soal-soal ujian tidak mencontek. Sikap sosial dapat dicontohkan dalam kegiatan gotong royong Membersihkan lingkungan sekolah, menjenguk teman ataupun guru yang sakit, menggalang dana guna membantu orang yang tertimpa musibah. 
1.      Bertanggungjawab,
diharapkan siswa yang telah lulus sekolah terbiasa dengan sikap sebelum kegiatan belajar dimulai membiasakan membersihkan kelas melalui pembagian piket, sehingga akan terbiasa memiliki lingkungan yang bersih pada lingkungan masing-masing kelak.
2.      Pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
3.      Sehat jasmani dan rohani
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.


Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berkenaan dengan:
1.      Ilmu pengetahuan,
2.      Teknologi,
3.      Seni, dan
4.      Budaya.
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.

Contoh pengetahuan faktual anak-anak dapat melakukan pengukuran menggunakan alat ukur yang sesuai dengan perkembangan teknologi ssat ini, seperti timbangan digital, jangka sorong, mikrometer sekrup, tensi meter digital. Dalam pengetahuan konseptual dapat dicontohkan dalam kegiatan pengukuran dengan baik dan benar sesuai dengan Standar Internasional ( satuan baku ). Ketika siswa melakukan pengukuran dimulai dari menyiapkan alat dan bahan yang akan diukur, selanjutnya menentukan hasil ukuran, dalam bentuk mm, cm, m, atau yang lain. Setelah siswa selesai melakukan kegiatan pengukuran, dilanjutkan dengan menganalilis dan mengevaluasi hasil dari pengukuran tersebut.
Dalam melakukan pengukuran, siswa dapat memperagakan penggunaan alat ukur dengan cara masing-masing dengan tingkat pemahaman yang berbeda sehingga akan mempengaruhi kecepatan, ketepatan sehingga memunculkan artistik saat melaksanakan kegiatan.
Indonesia memiliki budaya yang beraneka ragam, dan memiliki etika serta sopan santun, sehingga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran kita dituntut untuk selalu beretika dan berhati-hati serta tidak ceroboh dalam menggunakan alat dan bahan ukur.

Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
1.    Kreatif,
2.    Produktif,
3.    Kritis,
4.    Mandiri,
5.    Kolaboratif, dan
6.    Komunikatif
melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri

Standar lulusan pada satuan pendidikan, siswa diharapkan memiliki keterampilan sehingga mampu untuk berfikir dan bertindak secara kreatif yang dapat dicontohkan dalam suatu tindakan pengukuran. Dalam menyelesaikan permasalahan benda yang berbentuk beraturan dapat menggunakan alat ukur yang sesuai, sedangkan benda yang tidak beraturan seperti daun, gelas atau yang lain dapat menggukan alat-alat sederhana seperti kertas petak.
Siswa dapat melaksanakan sebuah kegiatan pembelajaran secara produktif dalam melakukan pengukuran sebuah benda. Suatu contoh siswa mendapat tugas menjual minyak sayur menggunakan satuan kilo gram.
Mengukur suatu benda cair sesama siswa harus memiliki ketelitian, sehingga memperoleh hasil ukur yang valid, maka dibutuhkan kritik atau koreksi dari teman sehingga kegiatan tersebut sesuai dengan kaidah pengukuran yang diteteapkan melalui Standar Internasional ( SI ).
Selain kreatif, produktif, dan kritis, siswa juga dituntut untuk mandiri dalam melakukan pengukuran. Dapat dicontohkan saat ketika menghadapi masalah siswa benar-benar bertindak sendiri menggunakan pengetahuan yang dimilikinya tanpa terpengaruh oleh teman-temannya, sehingga menciptakan sikap siswa tersebut setelah lulus memiliki ketekunan.
Hasil dari lulusan sebuah satuan pendidikan, siswa diharapkan mampu berkolaborasi dalam menyajikan data suatu hasil pengukuran menggunakan alat ukur yang sesuai dari berbagai macam satuan. Contohnya siswa mengukur papan tulis menggunakan satuan baku dan tidak baku. Misal: si A melakukan pengukuran menggunakan penggaris, si B menggunakan jengkal, si C menggunakan hasta, maka dari hasil pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa ketika menggunakan satuan baku maka hasil pengukuran tetap sama, sedangkan yang menggunakan satuan tidak baku, maka akan menghasilkan ukuran yang berbeda.
Peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil dari sebuah pengamatan dan pengukuran dalam bentuk laporan tertulis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMASAK ITU ASYIK

WANITA = W A N I T O ( Jawa: Wani Ditoto )

PADHANG BULAN